Minggu, 13 Maret 2011

Grand Ballroom Sheraton Mustika Yogyakarta



One of Yogyakarta’s largest conference facilities, Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa can provide versatile meeting space for up to 2,300 guests. We have two separate buildings with meeting space, including the largest ballroom in Yogyakarta and several private rooms with natural views.

Events held here include wedding ceremonies and receptions, corporate and private celebrations, social parties, proms, and auctions. Many successful international conferences have been hosted at the resort, attracting the attention of the government, and the city is now striving to create a top MICE destination in Indonesia.


Our pillarless Mataram Ballroom can accommodate up to 1,800 guests theater-style and can be divided into seven separate meeting rooms for smaller events. The ballroom is located in its own building, which features a secretariat room, boardroom, VIP transit room, storage room, medical room, wheelchair access, and abundant parking space. It also has a dedicated banquet kitchen, ensuring the smooth arrival of the resort’s gourmet food and drinks throughout the event. Cocktails can be provided in a 450-square-meter pre-function area.



In the main resort building are five other function rooms that offer a more discreet meeting space for up to 325 guests. These rooms also provide natural light with beautiful views of Mount Merapi, a waterfall, or a vibrant garden.

In addition to the event facilities at the Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa, groups can use outdoor function space at our resort or at nearby heritage sites. Ancient temples, the historical fortress museum, and the exotic royal water castle are minutes away from the resort and are appealing combinations of environmental beauty and national history.

Other group amenities include a separate lobby for group check-in, complimentary airport transportation for individual arrivals, and special discounts for the spa, laundry, and participating golf partners




Sabtu, 12 Maret 2011

ASEAN Joint Preparatory Meeting and Related Meetings di Grand Ballroom Sheraton Mustika Yogyakarta, 6-9 Maret 2011



Indonesia menggelar pertemuan ASEAN Joint Preparatory Meeting (JPM) and Related Meetings di Grand Ballroom Hotel Sheraton Mustika, Yogyakarta, 6-9 Maret 2011. JPM  terdiri dari rangkaian pertemuan antara lain Senior Officials Meeting (SOM), Senior Economic Officials Meeting (SEOM) dan Senior Officials’ Committee for the ASCC Council (SOCA) Meeting.
Pertemuan ini dihadiri oleh 30 pejabat tinggi dari 10 negara anggota ASEAN.
Di sela-sela pertemuan, akan diselenggarakan Press Briefing, Public Lecture, Outreach Program, dan Konperensi Pers. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat luas terkait dengan pelaksanaan pertemuan tersebut.

Yogjakarta menjadi kota pilihan untuk menyelenggarakan pertemuan penting ini, sebagai upaya peningkatan pengenalan anggota ASEAN terhadap potensi ekonomi, budaya maupun pariwisata Jogjakarta menyambut terbentuknya komunitas ASEAN 2015. Selain itu di kota pelajar ini juga, para pejabat senior ASEAN akan menyiapkan upaya lebih konkrit dan menyatukan langkah bersama mempercepat implementasi pelaksanaan Piagam ASEAN di ketiga pilar Komunitas ASEAN 2015", demikian secuplik keterangan Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN, Djauhari Oratmangun dalam media-briefing di hadapan para wartawan di Jogjakarta, 6 Maret 2011.

Selasa, 01 Maret 2011

Salsa Class di Suko Wine Lounge Sheraton Mustika


Helo Blogger ! ada yang baru di suko wine Lounge Sheraton Mustika Yogyakarta.
FREE! salsa class setiap hari jumat jsm 18.00 -till finish di lounge paling happening di Yogyakarta ,nah untuk lebih mengenal story tentang salsa,saya coba sadurkan dari wikipedia tentang Salsa,cekidot ya!!
Salsa merupakan tarian berpasangan yang berkaitan dengan musik salsa. Kata salsa berasal dari bahasa Spanyol yang berarti saus, atau dalam hal ini adalah rasa atau gaya.
Menurut pengakuan dari para ahli dan sejarawan musik, nama salsa telah diterima antara penari selama berpuluh-puluh tahun. Pertama kali kata salsa disiarkan dalam radio adalah melalui lagu yang dibuat oleh Ignacio Piñeiro, yang ditujukan pada seseorang pria Afrika tua yang menjual butifarras (sejenis sosis) pada Central Road di Matanzas. Lagu berirama son tersebut berjudul Échale salsita. Di bagian refrain dan bait lagu disebutkan "Salsaaa! échale salsita, échale salsita." Pada awal tahun 1950, seorang komentator dan DJ "bigote" Escalona mengumumkan tarian salsa dengan judul "irama berikut mengandung Salsa". Akhirnya penduduk berbahasa Spanyol di kota Newyork menjuluki Celia Cruz sebagai "Ratu Salsa".

Salsa ditarikan dengan irama delapan ketukan, yakti dengan dua bar yang terdiri dari empat ketukan. Pola tarian salsa biasanya menggunakan tiga langkah pada setiap empat ketukan, satu ketukan dilewatkan. Namun ketukan yang dilewatkan pada umumnya ditandai dengan sentakan kaki, tendangan, sentilan, dan sebagainya. Biasanya musik salsa melibatkan irama perkusi yang rumit dan cepat, yakni sekitar 180 ketukan per menit.
Salsa merupakan tarian ditempat, jadi tidak seperti Foxtrot atau Samba, pasangan yang menari Salsa tidak banyak bergerak mengelilingi lantai dansa, melainkan menari pada area tertentu.